Sabtu, 26 September 2015

Tokoh-tokoh Penyair pada Masa Jahiliyah


1.      Imru’ul Qais
Dikenal dengan nama Jandah ibn hujr al-kindy. Nasab penyair ini sangat mulia, yakni keturunan raja Yaman yang bernama Hujur Al-Kindy, Raja dari kabilah Bani Asad. Dari segi nasab ibu dari penyair ini  anak Fatimah binti Rabi’ah saudara Kulaib dan Muhalhil Taghlibiyah putra dari Rabi’ah, dua perwira Arab yang amat terkenal dalam peperangan Al-Basus (Zayyat, 1996: 37). Sejak kecil penyair ini dibesarkan di Nejed di kalangan bangsawan yang gemar berfoya-foya.
2.      Zuhair Ibn Abi Sulma
  Namanya Zuhair Ibn Abi Sulma Rabi’ah ibn riyah al-Muzany. Penyair ini belajar kepada Basyamah ibn al-Ghadir paman dari bapaknya. Penyair ini amat terkenal karena kesopanan kata-kata puisinya. Ia disenangi oleh segenap kaumnya karena kepribadian dan budi pekertinya yang tinggi, sehingga setiap pendapatnya diterima baik oleh kaumnya.
3.      Nabighah Zibyani
Nama asli penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad ibn Muawiyah. Penyair ini sangat dicintai oleh kabilahnya. Ia selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan raja-raja dan orang-orang besar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling ampuh untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan.
4.      A’sya Ibn Qais
Nama asli penyair ini Abu Bashir Maimun Ibn Qais ibn Jundul Al-Qaisy. Lahir dan besar di daerah Yamamah di sebuah desa yang bernama Manfuhah. Belajar puisi dari pamannya al-Musayyab ibn Alas. Tidak ada petunjuk tentang masa kecil dan perkembangan penyair ini, kecuali bahwa dia dilahirkan di Manfuhah wilayah Yamamah dan bapaknya dijuluki qatilul ju’i (mati kelaparan) karena kejatuhan batu besar dari atas gunung dan menutupi pintu gua yang ia tempati dengan tujuan berteduh, sehingga bapaknya mati.
5.      Labid Ibn Rabiah
Nama asli penyair ini adalah Abu Aqil Labid ibn Rabiah Al-Amiri, dilahirkan dari keluarga yang mulia dan dermawan. Penyair ini adalah penyair jahiliyah yang terpanjang usianya. Dia berumur 145 tahun dan memeluk Islam tahun 626 M, kemudian pindah ke kota Kufa dan tinggal di sana mengisi akhir hidupnya sampai meninggal tahun 661 (Lajnah, 188).
6.      Amr Ibn Kaltsum
Nama asli penyair ini adalah Abu Aswad Amr ibn Kaltsum ibn Malik at Taghlibi. Lahir dan besar di Jazirah Euphrat, dari keluarga terkemuka dari Taghlib, sehingga ketika menginjak umur 15 tahun, diangkat menjadi pemuka Taghlib dan juga tokohnya.
7.      Tharfah Ibn ‘Abd
Nama asli penyair ini adalah Amr ibn Abdu al-Bakri. Ia ialah pujangga jahiliyah yang paling pendek umurnya, paling dermawan dan paling bagus pensifatannya pada unta. Lahir di daerah Khalij al-Araby dan pamannya Mutalammis juga penyair (al Maliji, 1989: 27). Dari keluarga yang kaya, Ayahnya meninggal wakyu ia masih kecil, kemudian ia diasuh oleh paman-pamannya.
8.      Al-Haris ibn Hilza
Nama lengkapnya Al-Haris ibn Hilza Al-Yasykari bil Bakri. Diriwayatkan bahwa Amru ibn Hindi Raja Hirah ingin menjadi mediator perdamaian antara kabilah bakr dan taghlib setelah terjadi perang al-Basus.
9.      Abid al-Abros al-Asadi
Penyair ini sering mendatangi kerajaan Hajr al-Kindi bapak dari penyair Umrul Qais dan kerajaan Hirah. Ia selalu melantunkan puisi yang diminta oleh Hajr al-Kindi. Dia selalu membela pemuka kaumnya yang tidak mau membayar uang keamanan akan tetapi raja tetap menawan mereka dan membunuh mereka dengan tongkat karena itu penyair ini dikenal Abidul ‘Aso.
10.  Khansa’
Nama lengkapnya adalah Tumadir bintu Amrin as-Syarib. Tinggal di wilayah utara Hijaz setelah daerah Nejed. Khansa’ termasuk penyair wanita jahiliyah yang paling besar, kata-katanya fasih puisinya berupa potongan-potongan susunannya rapi dan indah. Diantara peristiwa kehidupan yang penting dalam sejarah hidupnya adalah meninggalnya dua orang saudara laki-lakinya Muawiyah dan Shakhr. Sehingga Khansa’ mengisi hari-harinya dengan puisi duka dan tangisan atas mereka berdua sampai buta.