1.
Imru’ul Qais
Dikenal
dengan nama Jandah ibn hujr al-kindy. Nasab penyair ini sangat mulia, yakni
keturunan raja Yaman yang bernama Hujur Al-Kindy, Raja dari kabilah Bani Asad.
Dari segi nasab ibu dari penyair ini
anak Fatimah binti Rabi’ah saudara Kulaib dan Muhalhil Taghlibiyah putra
dari Rabi’ah, dua perwira Arab yang amat terkenal dalam peperangan Al-Basus
(Zayyat, 1996: 37). Sejak kecil penyair ini dibesarkan di Nejed di kalangan
bangsawan yang gemar berfoya-foya.
2.
Zuhair Ibn Abi Sulma
Namanya Zuhair Ibn Abi Sulma Rabi’ah ibn
riyah al-Muzany. Penyair ini belajar kepada Basyamah ibn al-Ghadir paman dari
bapaknya. Penyair ini amat terkenal karena kesopanan kata-kata puisinya. Ia
disenangi oleh segenap kaumnya karena kepribadian dan budi pekertinya yang
tinggi, sehingga setiap pendapatnya diterima baik oleh kaumnya.
3.
Nabighah Zibyani
Nama
asli penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad ibn Muawiyah. Penyair ini sangat
dicintai oleh kabilahnya. Ia selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan
raja-raja dan orang-orang besar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang
paling ampuh untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan.
4.
A’sya Ibn Qais
Nama
asli penyair ini Abu Bashir Maimun Ibn Qais ibn Jundul Al-Qaisy. Lahir dan
besar di daerah Yamamah di sebuah desa yang bernama Manfuhah. Belajar puisi
dari pamannya al-Musayyab ibn Alas. Tidak ada petunjuk tentang masa kecil dan
perkembangan penyair ini, kecuali bahwa dia dilahirkan di Manfuhah wilayah
Yamamah dan bapaknya dijuluki qatilul ju’i (mati kelaparan) karena kejatuhan
batu besar dari atas gunung dan menutupi pintu gua yang ia tempati dengan
tujuan berteduh, sehingga bapaknya mati.
5.
Labid Ibn Rabiah
Nama
asli penyair ini adalah Abu Aqil Labid ibn Rabiah Al-Amiri, dilahirkan dari
keluarga yang mulia dan dermawan. Penyair ini adalah penyair jahiliyah yang
terpanjang usianya. Dia berumur 145 tahun dan memeluk Islam tahun 626 M,
kemudian pindah ke kota Kufa dan tinggal di sana mengisi akhir hidupnya sampai
meninggal tahun 661 (Lajnah, 188).
6.
Amr Ibn Kaltsum
Nama
asli penyair ini adalah Abu Aswad Amr ibn Kaltsum ibn Malik at Taghlibi. Lahir
dan besar di Jazirah Euphrat, dari keluarga terkemuka dari Taghlib, sehingga
ketika menginjak umur 15 tahun, diangkat menjadi pemuka Taghlib dan juga
tokohnya.
7.
Tharfah Ibn ‘Abd
Nama
asli penyair ini adalah Amr ibn Abdu al-Bakri. Ia ialah pujangga jahiliyah yang
paling pendek umurnya, paling dermawan dan paling bagus pensifatannya pada
unta. Lahir di daerah Khalij al-Araby dan pamannya Mutalammis juga penyair (al
Maliji, 1989: 27). Dari keluarga yang kaya, Ayahnya meninggal wakyu ia masih
kecil, kemudian ia diasuh oleh paman-pamannya.
8.
Al-Haris ibn Hilza
Nama
lengkapnya Al-Haris ibn Hilza Al-Yasykari bil Bakri. Diriwayatkan bahwa Amru
ibn Hindi Raja Hirah ingin menjadi mediator perdamaian antara kabilah bakr dan
taghlib setelah terjadi perang al-Basus.
9.
Abid al-Abros al-Asadi
Penyair
ini sering mendatangi kerajaan Hajr al-Kindi bapak dari penyair Umrul Qais dan
kerajaan Hirah. Ia selalu melantunkan puisi yang diminta oleh Hajr al-Kindi.
Dia selalu membela pemuka kaumnya yang tidak mau membayar uang keamanan akan
tetapi raja tetap menawan mereka dan membunuh mereka dengan tongkat karena itu
penyair ini dikenal Abidul ‘Aso.
10.
Khansa’
Nama
lengkapnya adalah Tumadir bintu Amrin as-Syarib. Tinggal di wilayah utara Hijaz
setelah daerah Nejed. Khansa’ termasuk penyair wanita jahiliyah yang paling
besar, kata-katanya fasih puisinya berupa potongan-potongan susunannya rapi dan
indah. Diantara peristiwa kehidupan yang penting dalam sejarah hidupnya adalah
meninggalnya dua orang saudara laki-lakinya Muawiyah dan Shakhr. Sehingga
Khansa’ mengisi hari-harinya dengan puisi duka dan tangisan atas mereka berdua
sampai buta.